Arti Logo Lambang Propinsi Riau bagi masyarakat punya makna yang pentingyang penting berikut:
Mata Rantai tak terputus yang berjumlah 45, adalah lambang persatuan bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi Republik Indonesia.
Padi dan Kapas adalah lambang kemakmuran (sandang pangan), padi 17 butir dan 8 Bunga Kapas merupakan tanggal Proklamasi 17 bulan 8 (Agustus).
Lancang Kuning mengandung, adalah lambang kebesaran Rakyat Riau, sedang sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak menghasilkan Ikan dan mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut. Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara, Republik Indonesia.
Keris berhulu Kepala Burung Serindit, adalah lambang Kepahlawanan Rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran.
Nilai Budaya
Dalam tradisi Melayu, ada semacam ungkapan "Adat Bersendikan Syarak, dan Syarak Bersendikan Kitabullah". Hal ini menyiratkan bahwa secara langsung atau tidak tradisi kebudayaan melayu tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.
Adat dalam Melayu sangat diutamakan dan menjadi ukuran derajat seseorang. Orang yang tidak tahu adat atau kurang mengerti adat dianggap sangat memalukan dan dapat dikucilkan dari kelompok masyarakat. Ungkapan atau cap kepada mereka yang "tak tabu adat" atau "tak beradat". Begitu pentingnya sehingga timbul ungkapan lain, "Biar mati Anak, jangan mati Adat". Ungkapan lainnya adalah: "Biar mati Istri, jangan mati Adat". Semua ungkapan ini Menunjukan betapa adat-istiadat dalam masyarakat Melayu sangat dijunjung tinggi.
"Tak kan Melayu hilang di bumi", adalah keyakinan masyarakat Melayu Riau akan tradisi dan budayanya. Kalimat ini diucapkan secara turun-temurun dan telah mendarah-daging bagi orang Melayu.
Sifat masyarakat Melayu yang terbuka menyebabkan terbentuknya tradisi yang majemuk. Tradisi luar masuk ke Kepulauan Riau sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, saat mana budaya Melayu Kuno telah bercampur dengan tradisi Hindu dan Budha.
Akibat perdagangan antar daerah yang berlangsung selama puluhan tahun, masuk pula tradisi Bugis, Banjar, Minang, Jawa dan lain-lain. Semasa masuknya Portugis ke Melaka, datang pula tradisi Sunda mewarnai tradisi Melayu Riau.
Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan Melayu Riau yang paling menonjol, meliputi seni sastra, seni tari, seni suara, seni musik, seni rupa dan seni teater. Seni sastra Riau terdiri dari sastra tulis (berupa syair, hikayat, kesejarahan, kesatraan, adat istiadat dan lain-lain) dan sastra ligan seperti pantun (pepatah, petitih, peribahasa, bidal, perumpamaan dan lain-lain), mantra cerita rakyat, koba, kayat dan nyanyi panjang. Karya seni sastra paling terkenal adalah Gurindam Dua Belas hasil karya Raja Ali Haji.
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk adalah bahasa Melayu, yang pada hakikatnya merupakan akar bahasa Indonesia. Sehingga siapa saja yang bisa berbahasa Indonesia dapat berkomunikasi dengan orang Riau. Di beberapa lokasi ada juga penduduk yang menggunakan bahasa daerah asalnya, seperti bahasa Minang di pasar-pasar yang banyak dihuni pedagang asal Minang, atau bahasa Jawa di desa-desa yang banyak penduduknya berasal dari Jawa.
Upacara Perkawinan di Riau ditandai dengan berbagai acara, seperti : Merisik, Meminang, Menggantung, Malam Berinai, Akad Nikah, Tepung Tawar, Berinai Lebai, Berandam, Berkhatam Qur'an, Hari Lansung/Bersanding, Makan Bersuap-suapan, Makan Hadap-hadapan, Menyembah Mertua, Mandi Damai, Mandi Taman dan Mengantuk atau Mengasah Gigi.
Wujud kebudayaan Melayu di Provinsi Riau sendiri sangat majemuk. Karena letak geografisnya yang sejak dulu merupakan jalur lintas perdagangan internasional memberi peluang terjadinya kontak budaya antara penduduk Melayu dengan berbagai etnis lainnya.
Kontak budaya ini berlanjut dan berkembang menjadi pembauran kebudayaan sehingga terbentuk kebudayaan yang majemuk.
Upacara-upacara Adat
Selain Upacara Perkawinan, ada beberapa upacara adat yang berkembang di masyarakat Riau, yaitu:
Upacara Betobo, adalah kegiatan bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya.
Upacara Menyemah Laut, adalah upacara untuk melestarikan laut dan isinya, agar mendatangkan manfaat bagi manusia.
Upacara Menumbai, adalah upacara untuk mengambil madu lebah di pohon Sialang.
Upacara Belian, adalah pengobatan tradisional.
Upacara Bedewo, adalah pengobatan tradisional yang sekaligus dapat dipergunakan untuk mencari benda-benda yang hilang.
Upacara Menetau Tanah, adalah upacara membuka lahan untuk pertanian atau mendirikan bangunan.
Perlu diketahui bahwasannya untuk materi arti logo lambang Propinsi Riau dalam dunia pendidikan termasuk bidang studi IPS Ilmu pengetahuan social. Dan dalam pembelajaran ini bukan hanya diberikan hafalan saja, namun ditingkatkan ke materi pemahaman siswa peserta didik. Dari topik pengembangan dari dasar pengetahuan contoh arti logo lambang Propinsi Riau menjadi pemahaman adalah dalam bentuk memaknai akan dan juga mengapresiasi arti tujuannya sehingga pembahasan lebih luas dan berbobot.
Maka dalam kegiatan pembelajaran tambahan berupa les privat di rumah atau bimbel juga diajarkan. Mengingat materi ini juga masuk dalam silabus dan evaluasi sekolah SD, SMP. Makanya dalam kegiatan tambahan materi pelajaran sekolah berupa baik les privat maupun bimbel di kota-kota besar semisal les privat Jogja, Jakarta, Bandung, Medan, ataupun di Surabaya memasukkan tema materi arti logo lambang Propinsi RiauPropinsi Riau. Jika menurut jenjang pendidikannya materi pelajaran dapat diberikan pada les privat SD/MI, atau Les privat SMP/MTs serta Les privat SMA/K/MA tergantung dari siswa dan tenaga pengajarnya. Namun kadang juga penting untuk pengenalan gambar logo kepada anak usia PAUD-TK sebagai selingan materi utamanya Les Privat Calistung PAUD TK.
Lebih lanjut dengan adanya tambahan pengetahuan siswa dan pelajar semakin bertambah. Ke depan mereka memiliki pengertian yang lebih dalam dan kaya akan makna dari hal yang ia pelajari. Semoga materi tentang logo dan arti lambing pemprop maksudnya pemerintah propinsi di Indonesia bisa bermanfaat bagi generasi Gadget sekarang ini.
Propinsi Riau Daratan Istilahnya mempunyai potensi SDA yang banyak. Misal sumber daya minyak bumi serta tambang yang lainya. Ini menjadi sumber yang penting bagi eningkatan kesejahteraan rakyat Riau.
Demikian arti logo propinsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar